Mengenai asal usul suku Ata Ujan, belum pernah ditemukan sebuah naskah atau tulisan ilmiah tentang hal ini baik secara nasional maupun lokal. Oleh karena itu, dari cerita turun temurun maka dikumpul dan dikemas dalam tulisan sederhana ini tapi tetap dengan gaya bercerita maksudnya untuk membantu putra putri Ata Ujan mengetahui asal usulnya ditengah kehidupan modern dewasa ini.
Secara garis besar, asal usul suku Ata Ujan dapat digambarkan sbb:
- Suku Ata Uja adalah bagian dari suku-suku Lamaholot yang tersebar di Flores Timur, Adonara, Solor dan Lembata.
- Ada yang berpendapat bahwa mereka berasal dari Seram Goran, yaitu sebuah pulau kecil dekat Pulau Seram yang berarti Seram Kecil. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa mereka berasal dari pelarian bencana tengelamnya pulau Lepan Batan di ujung timur Pulau Lembata; dan ada juga yang berpendapat bahwa suku Ujan juga berasal dari pelarian bencana Pulau Awololon.
Menurut cerita turun temurun, di Bakan ada 4 suku yang asalnya: Da Belo atau keluar dari lubang tanah tempatnya di Waiwawer Ataura. Awal mulanya orang-orang yang keluar pertama lalu duduk di atas Bliko atau pematang karena itu mereka disebut Blikololo. Orang kelompok kedua keluar dari lubang tanah dan duduk di atas Klamak maka mereka di sebut Lamakrajan. Kelompok orang ketiga keluar dari lubang tanah dan duduk di bawah pohon Kresaj maka mereka di beri nama Kresaor. Kelompok orang terakhir yang keluar dari lubang tanah dan duduk di bawah pohon Uja maka mereka di beri nama Ata Uja.
Dari kelompok orang-orang yang keluar dari dalam tanah ini keluar juga seorang ibu hamil dan seekor babi, tapi ibu hamil ini tidak dapat keluar karena lubang tanah itu telalu kecil maka ibu hamil tersebut akhirnya tertimbun tanah kembali atau yang di sebut Enan Nebeta. Sedangkan babi itu digunakan oleh orang-orang tersebut untuk berpesta karena mereka sudah diselamatkan. Maka tempat dimana mereka keluar itu disebut Waiwawer (air dan babi) karena ditempat itu terdapat seekor babi dan mata air.
Setelah bepesta mereka meninggalkan Waiwawer ke Waikokol lalu berkelana terus di atas perbukitan Ile Kerbau dan akhirnya sampai di Giwanobeng ( diatas Lewaji).
Di tempat itu terdengar ayam berkokok dan anjing-anjing melolong mereka pun akhirnya menuju ketempat itu dan ternyata disitu ada orang yang bemukim. Mereka pun saling berkenalan dan tinggal beberapa hari di tempat itu. Setelah tinggal beberapa hari di tempat itu orang-orang itu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka.tetapi sebelum mereka meninggalkan tempat itu mereka makan pesta besama-sama .Setelah makan-makan bersama orang-orang yang mau ditinggalkan tidak bisa berbuat apa-apa dengan sisa makanan pesta itu, maka orang-orang yang bekelana itu yang membagi-bagikan sisa makanan itu diantara mereka. Karena itu orang-orang yang di tinggalkan itu disebut Lewaji (lewu adik). Mereka lalu meneruskan perjalanan dan beristirahat di sebuah tempat. Disitu mereka makan daging dari seekor kambing yang adalah pemberian dari orang-orang Lewaji. Daging itu dimakan dengan cara dibakar, oleh karena itu tampat tersebut diberi nama Tuno Witeru (Bakar kambing). Mereka pun berjalan terus sampai disebuah tempat yang mereka beri nama Peni Tobe. Disini mereka terpaksa bermukim dan membangun tempat tinggal, setelah beberapa lama menetap mereka merasa tidak aman karena selalu ada anak-anak kecil yang hilang ketika mereka bermain sendirian atau ditinggal pergi sebentar oleh orang tua mereka. Oleh karena itu mereka semua sepakat mencari tau apa yang menjadi penyebab dari masalh tersebut. Akhirnya diketahui bahwa ternyata di dekat itu ada penunggu yang mengambil anak-anak mereka. Mereka pun akhirnya meminta bantuan dukun dari sebuah kampung di sebelah selatan yaitu Udak, untuk melakukan seremonial pembukaan hutan baru untuk dijadikan pemukiman yang dikenal dengan Bakan sekarang ini.
Dengan demikian terlihat jelas bahwa ada 4 suku asli di Bakan yaitu: Blikololong, Lamakrajan, Ata Uja, dan Kresaor.kemudiaan datang lagi suku lain dari Udak yaitu suku Ujan /Ata Uja dan suku Wuwur datang dari pelarian bencana Awololon. Untuk membedakan dua kelompok suku Ujan di Bakan maka suku Ujan asli di beri nama: Ujan Wailolo karena mereka diberi tempat diatas mata air dimana mata air itu di sebut Waiuja. Sedangkan suku Ujan yang berasal dari Udak di beri nama suku Ujan Batukoti karena mereka ditempatkan di dekat tempat permainan Batukoti (nama sebuah permainan masyarakat setempat). Begitu pun suku-suku yang lainnya di beri tempat sesuai dengan kesepakatan bersama.
Berdasarkan cerita di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa suku Ujan yang berada di Bakan, Kolilerek, Kalikasa dan sekitarnya berasal dari dua kelompok yang berbeda yaitu suku Ujan asli dari Bakan dan suku Ujan yang datang dari Udak.-
Narasumber:
Halo Ina Verny... profisiat atas usaha ina untuk menelusuri asal usul suku kita: UDJAN...
BalasHapusSebuah dokumen literatur yang sangat berharga untuk melestarikan sejarah asal usul kita dari generasi ke generasi....
Dari ulasan di atas saya mengetahui bahwa saya tergolong dalam UDJAN: WAIUJA/BATUKOTI..
Karena. walaupun kami menetap di Kalikasa sejak generasi Kakek-kakek saya: Nikolaus Nuba Udjan dan Aloysius Merin Udjan, tapi asal kami dari UDAK.. karena oyang saya URAN (molankedak) punya 4 istri: 2 di Udak, 1 di Uruor dan 1 di Kalikasa (Nene Tere Wutun).. dan rumah besar/rumah adat kami berada di Udak: UDJAN DATONOR...
Terima kasih ina... Salam dan sukses selalu dari Asunción-PARAGUAY (P. Kornelius Dominikus Boli Udjan/P. Rumlly Udjan, SVD)
salam kenal,
BalasHapusminta izin kutip tulisannya ya kak ?
protomalayans.blogspot.com
GBu
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmama bosu gue ada copy asal usul suku ujan, gue da msang di blogger gue,,,
BalasHapusPROFICIAT IBU GURU.
BalasHapusSangat Membantu
Mantapp,,,ditelusuri lebih dalam lagi soal varian Suku Ata Ujan seperti : Ata Ujan Batu Koti, Ata Ujan Wailolo, Ata Ujan Balaor,dll. Lalu kemungkinan ada hubungannya dengan suku Uran di seputaran Lembata dan Flores, karena makna kedua kata ini kurang lebih sama. Lanjutkan Ibu Guru sejarah.
BalasHapusizin ambil data untuk pembuatan buku sejarah katakeja🙏🏻
BalasHapus