Pada waktu SMP dahulu, seorang guru saya pernah
menyatakan bahwa “hanya para pejuang kemerdekaan saja yang dapat menghormat
bendera merah putih dengan sikap tegap dan penuh penghayatan”. Pernyataan
itu memang sebuah sindiran guru kepada muridnya yang pada waktu upacara bendera
pada saat pengibaran bendera tampak sikap “ogah-ogahan” dalam menghormat
bendera.
Memang benar ucapan guru saya itu. Pejuang kemerdekaan
adalah saksi hidup bahwa perjuangan mengusir penjajah adalah suatu yang berat,
tidak hanya mengorbankan harta, raga sekalipun akan akan diberikan. Maka dengan
demikian perjuangan yang telah dilakukan akan membekas, dan tidak heran jika
dalam memperlakukan bendera merah putih akan begitu menghormat. Sikap seperti
itu bisa kita lihat dari para pejuang yang masih tersisa yaitu para veteran
kemerdekaan.
Pada saat ini, jika dilihat dari nasib para pejuang
kemerdekaan berada berbagai variasi di dalamnya, ada yang bernasib baik tetapi
tidak sedikit pula yang masih mengenaskan. Beberapa veteran yang bernasib baik
dapat dijumpai menjadi pejabat atau pengusaha, di lain sisi ada juga yang untuk
makan keseharian saja cukup sulit apalagi untuk hal lainnya seperti masalah
kesehatan atau rumah tinggal.
Dilihat dari kaca mata pengabdian apakah ada yang
salah dari keadaan tersebut?. Sejatinya namanya perjuangan dan pengabdian
memang tidak menuntut balas apa yang telah dilakukannya. Perjuangan yang
dilakukannya demi semata-mata untuk dipersembahkan kepada negeri yang di
cintainya itu. Maka benar pula apa yang dikatakan mendiang Presiden Amerika,
Jhon F Kennedy, “Jangan tanya apa negara berikan kepadamu, tapi tanya apa
yang telah kau berikan kepada negara”.
Dari keadaan para veteran yang masih memprihatinkan
itu, bisa jadi memang tidak ada perhatian yang serius dari pemerintah dan
rekan-rekan sejawatnya. Tetapi dengan melihat mereka tetap tegar dan tidak
berkeluh-kesah justru itulah yang menjadi nilai lebih bagi veteran itu. Hal itu
menunjukkan betapa tulusnya perjuangannya itu, beruang tanpa harus dapat apa
nanti terkecuali dapat bebas dari penjajah. Penghargaan kepada negeri yang
diperjuangkan seperti terdengar dalam lagu nasional, Padamu Negeri, “Padamu
negeri kami berjanji, padamu negeri kami berbakti, padamu negeri kami mengabdi,
bagimu negeri jiwa raga kami”.
***
Setelah merdeka, cerita-cerita heroik banyak meluncur
dari para veteran itu. Bukan untuk apa, sebagai sebuah pelajaran berharga bagi
anak cucu agar menjaga dan mengisi kemerdekaan yang direbut dengan susah payah
itu. Mendengar dan membaca cerita tidaklah sama dengan mengalaminya sendiri.
Jelas para veteran itu adalah para pahlawan kemerdekaan yang masih hidup. Untuk
itulah sebagai generasi penerus dan negara selayaknya menghargai jerih
payahnya, walaupun tanpa diminta.
Ungkapan kata bijak perlu mendapat perhatian, “Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”. Pemerintah
dan kita juga, disadari atau tidak kurang menghargai jasa pahlawan itu.
Penghargaan bukan berarti memberikan tanda jasa atau monument, tetapi dalam
bentuk perhatian dan perlakuan yang layak. Perhatian yang yang paling kongkrit
adalah tidak membiarkan para veteran itu hidup dalam keadaan terlunta-lunta.
Paling tidak perlu diperhatikan tercukupi kebutuhan primernya, pangan, sandang,
dan papan.
Penghargaan yang paling esensi dalah menjaga negeri
ini dengan baik, yaitu tidak “mengkhianati” nilai perjuangan dengan tidak
korupsi, menjarah, serta tindakan yang tidak terpuji lainnya. Bagi generasi
muda selain belajar dengan giat untuk mengisi kemerdekaan, juga meresapi dan
mengenang perjuangan para pahlawan kemerdekaan itu. Dengan demikian maka kita
pun dapat menghormat bendera merah putih tersebut dengan dengan tegap dan penuh
penghayatan, seperti yang dilakukan para veteran itu
Sumber: Kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan coment, tapi jangan lupa untuk di share ya.